Tebo, Jambi – Keadaan hutan pada areal kerja PT ABT berdasarkan peta kawasan hutan dan konservasi perairan Provinsi Jambi seluruhnya berada pada hutan produksi, Dalam kawasan konsesi PT ABT sebagian masih menyisakan tegakan yang memiliki ekosistem yang relatif utuh dan selanjutnya kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan ekosistem referensi.

Ekosistem referensi pada areal PT ABT adalah merupakan kawasan hutan yang dirujuk dan memiliki ekosistem utuh yang dipilih atas dasar analisis data citra satelit  yang ditetapkan berdasarkan kelas penutupan tegakan yang diduga kondisinya masih baik atau mendekati kondisi awal sebelum hutan terjadi kerusakan.

Ekosistem referensi pada areal PT ABT adalah merupakan kawasan hutan yang dirujuk dan memiliki ekosistem utuh yang dipilih atas dasar analisis data citra satelit  yang ditetapkan berdasarkan kelas penutupan tegakan yang diduga kondisinya masih baik atau mendekati kondisi awal sebelum hutan terjadi kerusakan.

Dari data pendugaan citra satelit tersebut selanjutnya dilakukan sinkronisasi dengan kondisi riil lapangan melalui kegiatan IHBRE. Hasil sinkronisasi data IHBRE dengan Hasil Penafsiran Citra Landsat 8 OLI Band 653 Path/Row 126/61 skala 1:100.000 liputan terbaru tanggal 18 Januari 2016  kawasan konsesi PT ABT diketahui memiliki kondisi biofisik 23.912 Ha (61,8%) berupa hutan lahan kering sekunder (LOA), 1.822 Ha (4,7%) berupa hutan primer terdeforestasi dan terdegradasi ringan sampai berat, 969 Ha (2,5%) merupakan belukar tua, 9.047 Ha (23,4%) berupa belukar muda dan semak, dan seluas 2.915 Ha (7,6%) berupa lahan terbuka dan sudah digarap/berupa kebun masyarakat.

Data ekosistem referensi merupakan rataan dari plot representative kondisinya terbaik berdasarkan hasil IHBRE sesuai hasil  pada plot pengamatan kelas penutupan tegakan. Dari hasil kegiatan IHBRE diketahui bahwa pada ekosistem  referensi ditemukan lebih dari 105 jenis pohon yang termasuk dalam 37 suku. Antara lain terdiri dari 19 jenis  (18,09%) dari suku Dipterocarpaceae; 7 jenis (6,67%) dari suku Leguminosae; 6 jenis (5,71%) dari suku Moraceae; masing-masing 5 jenis (4,76%) dari suku Euphorbiaceae dan Anacardiaceae. Pada 197 plot contoh telah ditemukan 37 jenis pohon yang termasuk dilindungi menurut IUCN, CITES, maupun lokal. Jenis ini terbagi dalam 16 jenis (43,24%) dengan kriteria Critical endangered species (CR); 13 jenis (35,13 %) Endangered species (EN); 1 jenis (2,70%) low Risk(LR); 3 jenis (8,11%) termasuk dalam Appendix II; dan 1 jenis (2,70%) dilindungi secara lokal.