Di tengah kesyahduan simfoni hutan konsesi PT Alam Bukit Tigapuluh, lebah Apis dorsata sibuk menari di antara kanopi pepohonan yang menjulang tinggi. Mereka bukan hanya mencari nektar dan serbuk sari, tetapi juga membawa pesan tentang keajaiban madu sialang yang tersembunyi di hutan Bukit Tigapuluh. Berada di ketinggian 30-50 meter, percabangan pohon sialang menjadi rumah yang sempurna bagi lebah penghasil madu yang luar biasa.
Madu sialang memang istimewa. Berbeda dengan madu dari lebah jenis lain, madu sialang menawarkan rasa manis dengan sentuhan sedikit asam, menciptakan sensasi yang unik di lidah. Selain rasanya yang khas, madu ini juga bermanfaat bagi kesehatan dan menjadi simbol keberlanjutan ekosistem hutan.
Di tangan PT ABT, madu sialang tidak hanya menjadi produk alami, tetapi juga tonggak keberlanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan. Melalui kerjasama dengan pemilik pohon dan kelompok pemanjat, ABT memastikan bahwa setiap langkah dalam proses panen madu dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan berkelanjutan.
Kunci keberhasilan ABT terletak pada teknik panen lestari. Dengan hanya mengambil bagian kepala madu dari sarang lebah, mereka memastikan sarang dapat terus memproduksi madu berkualitas, menjaga keseimbangan ekosistem hutan dengan bijaksana. Setelah panen, ABT menggunakan teknik dehumidifikasi untuk mengurangi kadar air dalam madu tanpa mengurangi kualitasnya. Hasilnya adalah madu dengan kadar air yang sesuai dengan standar SNI.
Dengan proses yang teliti dan berkelanjutan, madu sialang ABT menjangkau berbagai pasar, dari perusahaan hingga pelanggan perorangan di seluruh Indonesia. Setiap tetes madu membawa cerita tentang keharuman hutan Simarantihan dan komitmen ABT untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Lutfie, koordinator bisnis dan pengembangan HHBK PT ABT, mengatakan, “Dari aroma yang khas hingga manfaatnya yang tiada tara, madu sialang dari hutan Simarantihan bukan hanya sebuah produk. Ia adalah saksi bisu dari keajaiban alam dan komitmen kita untuk melestarikan warisan leluhur.”
Dengan setiap tetes madu sialang, kita tidak hanya menikmati kelezatan yang disediakan oleh alam, tetapi juga ikut serta dalam melestarikan keajaiban hutan Bukit Tigapuluh.