Perempuan seringkali memiliki naluri alami untuk merawat dan menjaga, tetapi suara mereka sering kali tidak terdengar dalam pengambilan keputusan penting di ruang publik. Padahal, pengetahuan perempuan dapat memberikan sumbangsih besar bagi kesejahteraan komunitas, karena berakar dari level terkecil, yaitu keluarga.
Di tengah hutan hujan tropis yang lebat di kawasan konsesi restorasi ekosistem PT Alam Bukit Tigapuluh, terdapat komunitas yang memainkan peran vital dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Rimpahan Polirien, yang terletak di Dusun Simarantihan, Desa Suo Suo, Kecamatan Sumay, bukan hanya sekadar kelompok pertanian. Mereka adalah agen perubahan yang aktif dalam pelestarian alam dan keberlanjutan ekosistem.
KWT Rimpahan Polirien didirikan pada 18 September 2023 melalui SK Kepala Desa Suo Suo. Pembentukan kelompok ini diinisiasi oleh KKI-WARSI bersama Dinas Sosial Kabupaten Tebo, bertujuan untuk mempermudah penyerapan bantuan bagi masyarakat adat terpencil di Kabupaten Tebo. Dengan Dusun Simarantihan berada di kawasan konsesi restorasi ekosistem PT ABT, pengembangan KWT menjadi salah satu kegiatan strategis bagi perusahaan yang sejalan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Talang Mamak. Sementara itu, KKI-WARSI adalah salah satu organisasi nirlaba yang aktif dalam upaya pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jambi.
Dengan keanggotaan awal sebanyak 22 orang perempuan, KWT Rimpahan Polirien terdiri dari tiga pengurus utama (ketua, sekretaris, bendahara) dan 19 anggota. Hingga kini, penguatan kelembagaan KWT dilakukan melalui kerjasama antara PT ABT dan KKI-WARSI. PT ABT fokus pada pembentukan dan penentuan lokasi demplot penanaman yang terkait dengan ketahanan pangan, sementara KKI-WARSI memberikan pemahaman tentang bagaimana KWT harus dijalankan dan tugas setiap pengurus.
Saat ini, KWT Rimpahan Polirien fokus pada tanaman karet. Mereka banyak bekerjasama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukit Terang Mandiri, yang beranggotakan bapak-bapak dari Suku Talang Mamak Dusun Simarantihan. Anggota KTH bertanggung jawab dalam penanaman dan kegiatan fisik, sedangkan anggota KWT lebih terlibat dalam penderesan dan pengentalan karet. Selain itu, KWT juga menghasilkan kerajinan dari resam, sebuah bukti kreativitas yang tumbuh dari tanah yang sama.
Pada 19 Februari 2024, KWT Rimpahan Polirien ikut serta dalam studi banding di Kabupaten Kerinci, di mana mereka mengikuti pelatihan pengembangan pupuk kompos. Pelatihan ini memberikan manfaat besar, memungkinkan anggota KWT untuk secara mandiri menyediakan pupuk kompos yang menyuburkan perkebunan karet dan tanaman lain, sejalan dengan tujuan restorasi ekosistem PT ABT.
KWT Rimpahan Polirien di kawasan konsesi restorasi ekosistem Blok I PT Alam Bukit Tigapuluh adalah contoh nyata bagaimana perempuan dari masyarakat suku pedalaman dapat berperan aktif dalam pelestarian lingkungan. Dengan dukungan yang tepat, KWT Rimpahan Polirien memiliki potensi besar untuk terus menjadi mitra kuat dalam menjaga keberlanjutan alam dan mendorong pembangunan berkelanjutan di Dusun Simarantihan.
Kisah-kisah inspiratif para perempuan hebat ini akan terus dibagikan di kanal media ABT. Melalui cerita mereka, kita dapat belajar bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya tentang meningkatkan kesejahteraan keluarga, tetapi juga tentang pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Pastikan Anda mengikuti berita terbaru dari kami untuk mendengar lebih banyak tentang perjalanan luar biasa ini.