Di jantung hutan hujan tropis Sumatra, yang dikenal sebagai paru-paru dunia dengan kompleksitas serta keberagaman hayati yang tinggi (manusia, tumbuhan, dan satwa liar), PT Alam Bukit Tigapuluh (PT ABT) mengemban misi penting: menghidupkan kembali lanskap hutan hujan dataran rendah yang kian terdesak oleh alih fungsi lahan. Didirikan pada tahun 2015 oleh WWF Indonesia, Frankfurt Zoological Society (FZS), dan The Orangutan Project (TOP), PT ABT menjalankan skema restorasi ekosistem. Konsesi seluas 38.665 hektar di Kabupaten Tebo, Jambi, yang mereka kelola kini menjadi salah satu benteng terakhir keanekaragaman hayati di Sumatra.

Berada di zona penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), kawasan ABT adalah rumah bagi spesies ikonik seperti Harimau Sumatra, gajah, tapir, dan merupakan lokasi program rehabilitasi orangutan. Namun, ancaman terhadap habitat mereka terus membayangi. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup satwa dan masyarakat yang bergantung pada hutan, PT ABT menyadari bahwa konservasi tak bisa dilakukan sendirian.

Kolaborasi menjadi kunci. Salah satu mitra strategis yang memperkuat langkah PT ABT adalah Rainforest Trust (RFT), organisasi global yang telah lebih dari tiga dekade melindungi kawasan hutan tropis di berbagai penjuru dunia. Dengan pendekatan berbasis komunitas dan kerja sama dengan organisasi lokal, RFT telah melindungi lebih dari 55 juta hektar hutan penting di lebih dari 62 negara. Misi mereka sejalan dengan semangat PT ABT: menjaga hutan untuk kehidupan.

Direktur PT ABT, Joko Sarjito, menjelaskan, “Sejak tahun 2022 hingga tahun 2025, RFT mendukung PT ABT dalam berbagai inisiatif perlindungan dan pemulihan hutan. Dukungan ini mencakup pendanaan untuk patroli pengamanan kawasan oleh ranger PT ABT serta dukungan operasional PT ABT. Kegiatan patroli rutin—baik mandiri maupun bersama pemangku kepentingan lain atau masyarakat setempat—menjadi tulang punggung pengamanan dan perlindungan kawasan ABT. Aktivitas ini juga dilengkapi dengan penyuluhan kepada masyarakat sekitar mengenai restorasi ekosistem dan pentingnya melindungi kawasan hutan.”

Guna memperkuat kapasitas pengamanan dan perlindungan hutan, PT ABT menyusun pedoman patroli yang lebih terstruktur dan terstandar. Ini memastikan setiap langkah di lapangan dilakukan secara humanis, profesional, terukur, dan efektif dalam merespons interaksi masyarakat yang akan melakukan perambahan, pembalakan liar, dan pembukaan lahan dengan membakar.

Selain kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan, RFT turut mendukung kegiatan operasional lainnya seperti pelaksanaan tata batas, penyusunan Rencana Kerja Tahunan Pemanfaatan Hutan (RKTPH), kegiatan reforestasi dengan pola agroforestri yang bermitra dengan masyarakat, hingga pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di dalam dan sekitar kawasan PT ABT.

Kegiatan kemitraan yang dilakukan PT ABT juga merupakan bagian dari strategi resolusi konflik dengan masyarakat, dan ini sudah mencatat kemajuan nyata. Penurunan aktivitas perambahan, pembalakan liar, dan kebakaran lahan menjadi indikator kuat keberhasilan, walaupun tidak dipungkiri upaya untuk merestorasi lahan yang terbuka masih menghadapi tantangan. Tantangan tersebut berupa masih adanya pihak-pihak lain yang perlu diajak bekerja sama melakukan kegiatan restorasi serta perlindungan dan pengamanan hutan. Dalam merespons tantangan ini, PT ABT secara aktif dan terus-menerus tanpa lelah mengajak para pihak, khususnya masyarakat di dalam dan sekitar kawasan PT ABT, untuk bekerja sama dalam kegiatan restorasi, perlindungan, serta pengamanan hutan. Upaya ini dilakukan melalui ajakan untuk melakukan kegiatan mitra konsesi, dukungan pembinaan ekonomi masyarakat berupa perdagangan komoditas HHBK, layanan pendidikan (beasiswa, infrastruktur sekolah, keberadaan guru tambahan), dan layanan kesehatan berupa imunisasi, pemeriksaan kesehatan masyarakat, ibu hamil, serta pencegahan stunting.

Ke depannya, upaya perlindungan dan pengamanan hutan harus terus dilanjutkan dengan mengedepankan kerja sama, ketekunan, dan keberanian menjawab kompleksitas konservasi di lapangan. Apa yang dilakukan PT ABT mungkin terjadi dalam skala kecil—hanya mencakup sebagian kecil dari luas hutan tropis dunia—namun dampaknya melampaui batas kawasan konsesi. Setiap pohon yang tumbuh kembali, setiap jengkal habitat satwa yang berhasil dilindungi dan dikonservasi, setiap satwa yang berhasil hidup serta berkembang biak, dan harmonisasi bersama masyarakat lokal adalah kontribusi nyata bagi keseimbangan yang lebih besar. Dukungan dari Rainforest Trust (RFT) menjadi bukti bahwa dunia memperhatikan dan memerlukan solidaritas global. Dan pada akhirnya, hasil dari kerja bersama ini akan kembali pada dunia itu sendiri—sebagai bagian dari upaya mempertahankan sistem kehidupan yang menjadi penopang masa depan kita bersama. Lanskap Bukit Tigapuluh masih memiliki harapan—selama masih ada yang menjaga, dan RFT adalah salah satunya.