Di kedalaman hutan hujan tropis Bukit Tigapuluh, tiga satwa ikonik bergerak dengan keanggunan dan kekuatan yang menggambarkan kekayaan alam Sumatra, yaitu gajah Sumatra, harimau Sumatra, dan tapir. Ketiga satwa ini tidak hanya menjadi simbol keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga menjadi indikator kesehatan ekosistem yang rapuh. PT Alam Bukit Tigapuluh (ABT), menjadikan pelestarian habitat ketiga satwa kunci tersebut sebagai salah satu prioritas dalam upayanya menjaga dan memulihkan secuil ekosistem di kawasan ini. Komitmen ABT untuk berkontribusi terhadap perlindungan dan konservasi ketiga satwa kunci Sumatra di dalam kawasan restorasi ekosistem yang dikelolanya menjadi ide utama artikel ini.

 

Gajah Sumatra: Penjaga Hutan yang Terancam 

 

 

 

 

 

 

Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus), dengan tubuh besarnya yang megah, memainkan peran penting dalam ekosistem hutan. Mereka adalah “penjaga hutan” yang membantu dalam penyebaran benih dan pembukaan jalur hutan yang memungkinkan tumbuhan baru tumbuh. Namun, perburuan, interaksi negatif dengan manusia, dan hilangnya habitat menjadi ancaman bagi populasi gajah. 

PT ABT telah dan akan terus melakukan berbagai upaya untuk melindungi gajah Sumatra, termasuk patroli rutin oleh Tim Pengamanan dan Perlindungan Hutan (PPH) untuk mencegah perburuan dan konflik satwa-manusia. Selain itu, PT ABT bekerja sama dengan Pemerintah untuk menciptakan zona aman bagi gajah dan memberikan edukasi tentang pentingnya satwa ini bagi ekosistem. Penggunaan teknologi seperti kamera trap dan bioakustik juga dimanfaatkan untuk memantau pergerakan gajah dan memastikan mereka tetap berada di kawasan yang aman.

 

Harimau Sumatra: Sang Raja Hutan yang Terancam

 

 

 

 

 

 

Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), predator puncak yang menjadi simbol kekuatan dan keberanian, menghadapi ancaman serius dari hilangnya habitat dan perburuan ilegal. Sebagai satwa kunci, harimau memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan populasi mangsa dan kesehatan hutan.

PT ABT telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi harimau Sumatra. Mereka bekerja sama dengan lembaga konservasi seperti WWF untuk melakukan survei populasi dan pemetaan wilayah jelajah harimau melalui camera trap. Selain itu, Tim PPH ABT terus memperkuat upaya pencegahan perburuan dengan memperketat pengawasan di kawasan restorasi. Kesadaran masyarakat juga ditingkatkan melalui kampanye edukasi tentang pentingnya harimau bagi ekosistem hutan.

 

Tapir: Penjaga Tersembunyi di Balik Rindang Hutan

 

 

 

 

 

 

Tapir (Tapirus indicus), satwa herbivora yang sering dijuluki “penjaga tersembunyi” karena sifatnya yang pemalu dan sulit terlihat, juga memiliki peran penting dalam ekosistem Bukit Tigapuluh. Tapir membantu dalam penyebaran biji dan menjaga keragaman tumbuhan di hutan. Namun, tapir menghadapi ancaman dari hilangnya habitat akibat deforestasi dan perubahan tata guna lahan.

PT ABT memberikan perhatian khusus pada pelestarian tapir dengan memastikan bahwa habitat mereka tetap terjaga dan bebas dari gangguan manusia. Melalui restorasi hutan dan pengelolaan habitat, PT ABT berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan tapir. Selain itu, pengawasan berkelanjutan dengan kamera trap membantu dalam memantau populasi tapir dan memastikan mereka tetap aman di habitat alami mereka. 

  

———————————–  

Gajah Sumatra, harimau Sumatra, dan tapir bukan hanya bagian dari keanekaragaman hayati Bukit Tigapuluh, tetapi juga warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang. PT ABT, dengan komitmen dan dedikasinya, terus bekerja keras untuk memastikan bahwa ketiga satwa kunci ini dapat bertahan hidup di habitat mereka yang asli. Melalui upaya konservasi yang inovatif, kerja sama dengan komunitas lokal, dan penggunaan teknologi modern, PT ABT menjadi pelindung bagi harta karun alam yang luar biasa ini. Mari kita dukung dan lanjutkan upaya pelestarian ini agar masa depan Bukit Tigapuluh tetap cerah dan penuh kehidupan. 

 

*seluruh gambar yang digunakan pada artikel ini diambil melalui tangkapan camera trap di wilayah konsesi PT ABT