Dengan total area seluas 38.065 Ha, keanekaragaman hayati kawasan konsesi PT ABT sangat kaya, terutama untuk jenis-jenis satwa liar yang hidup di hutan tropis dataran rendah. Di kawasan ini, terdapat 4 satwa kunci yang dilindungi yaitu Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Tapir (Tapirus indicus) dan Orangutan Sumatera (Pongo abelii). Berbicara tentang primata, tidak hanya Orangutan Sumatera yang hidup di kawasan ini. Terdapat tiga spesies primata yang turut menghuni kawasan konsesi yang diperuntukan untuk kegiatan restorasi ekosistem ini. Berikut adalah 4 primata utama yang terdapat di kawasan konsesi PT ABT:
Orangutan
Orangutan Sumatera (Pongo abelii) merupakan Orangutan endemik dari pulau Sumatera. Orangutan Sumatera hidup di habitat berupa hutan primer dataran rendah tropis, hutan mangrove sampai dengan hutan rawa. Sebagian waktu mereka dihabiskan di atas pepohonan, termasuk kegiatan membangun sarang mereka untuk beristirahat di siang hari maupun untuk tidur di malam hari. Untuk ukuran tubuhnya, Orangutan Sumatera dapat mencapai berat 90 kg dengan tinggi 1.8 m. Jika beban mereka terlau berat, umumnya Orangutan Sumatera (terutama jantan) akan lebih banyak menghabiskan waktunya di lantai hutan. Buah menjadi salah satu jenis makanan yang paling dominan dikonsumsi oleh primata yang satu ini. Namun, mengingat buah-buahan memiliki musim-musim tertentu, Orangutan Sumatera kadang juga mengkonsumsi daun muda, bunga, kulit kayu, serangga, bahkan telur dari hewan liar lainnya. Dalam IUCN Red List, Orangutan Sumatera masuk ke dalam kategori Critically Endangered (CR) (IUCN 3.1).
Sumatran Surili (leaf monkey)
Satu lagi hewan endemik dari pulau Sumatera yang memiliki nama latin Presbytis melalophos atau dalam bahasa Indonesianya disebut dengan Surili Sumatera. Untuk ukuran tubuhnya, rata-rata berat badan Surili Sumatera adalah 6 kg. Primata ini termasuk kategori hewan herbivora, karena sumber makanan mereka sepenuhnya berasal dari tumbuhan. Terdapat 197 jenis pohon dan 55 jenis tumbuhan yang bisa menjadi sumber makanan mereka sehari-harinya. Walaupun dalam bahasa Inggris Surili Sumatera disebut dengan Mitred “Leaf” Monkey, lutung yang satu ini hanya memakan sepertiga porsi dedaunan dari total kebutuhan makanan mereka dalam sehari-hari. Buah-buahan menjadi salah satu favorit mereka, karena kandungan air di dalamnya lebih banyak dibanding dedaunan. Hewan ini bergerak dalam satu kelompok yang dipimpin oleh satu jantan dengan berganggotakan 5 sampai dengan 7 betina. Untuk status IUCN Red List-nya, Surili Sumatera masuk dalam kategori Endangered (EN) (IUCN 3.1).
Long-tailed Macaque
Monyet Ekor Panjang atau dengan nama latin Macaca fascicularis merupakan salah satu monyet yang banyak kita jumpai di penjuru Indonesia. Habitat mereka bervariasi mulai dari hutan pesisir, hutan bakau, rawa, sampai tepian sungai dengan ketinggian 2.000 mdpl. Bahkan tak jarang mereka tinggal di sekitar pemukiman masyarakat, karena kebanyakan mereka toleran dengan keberadaan manusia. Monyet yang kebutuhan makanannya dipenuhi sebanyak 64% oleh buah, pada tahun ini masuk ke dalam daftar IUCN Red List dengan status Endangered (EN). Penyebabnya mulai dari habitat yang semakin berkurang hingga eksploitasi untuk “atraksi”. Di dalam hutan konsesi PT ABT sendiri, Monyet Ekor Panjang masih banyak berkeliaran dengan bebas, karena habitatnya yang masih terjaga dan ketersediaan pakan yang masih mencukupi. Fakta menariknya, setiap tamu yang datang berkunjung ke kawasan konsesi ABT tidak jarang disambut oleh kawanan ekor panjang yang melompat dari pohon-pohon atau sedang menyebrang jalan.
Gibbon
Macaca nemestrina atau biasa disebut dengan nama lokal ‘Beruk’ termasuk ke dalam kelompok monyet (monkey). Monyet yang satu ini tersebar diseluruh Asia Tenggara mulai dari Thailand, Vietnam, Malaysia sampai Indonesia. Habitat mereka berupa rawa-rawa dan hutan hujan. Terutama hutan hujan yang lebat dan lembab dengan suhu mulai dari 18° sampai 30°C. Dalam bahasa Inggris, monyet ini disebut dengan ‘pigtail monkey‘ karena ekornya yang mirip dengan ekor babi. Untuk Beruk jantan, rata-rata berat badan mereka mulai dari 6 – 14 kg, sedangkan untuk Beruk betina hanya mencapai sekitar 4 – 10 kg. Buah dan sayuran merupakan makanan utama bagi Beruk. Melalui penelitian ilmiah, diperoleh hasil bahwa Beruk lebih menyukai mangga dan nanas, sedangkan wortel merupakan makanan yang paling mereka kurang sukai.